Kamis, 20 Juni 2013

IRT Deadliest Roads, Acara Keren Yang Menegangkan

Truckies on the ice? Yap, bagi kita yang tinggal di Indonesia tentu tidak akan pernah merasakan sensasi berkendara di atas es, apalagi dengan menggunakan truk..hehe. Kali ini penulis ingin share tentang sebuah acara dengan genre adventure yang sampai saat ini masih tayang secara berseri di salah satu stasiun TV Indonesia, B Channel, dengan judul Ice Road Truckers atau disingkat IRT Deadliest Roads.

 
Ice Road Truckers, judul acara tersebut dibuat sedemikian karena memang pada acara ini akan diceritakan tentang realita beberapa truckers atau sopir truk atau penghobi truk yang berkompetisi untuk menyelesaikan sebuah tantangan jalur es yang ekstrem, mulai dari jalanan aspal yang licin karena es tipis, suhu udara yg sangat dingin, salju tebal, badai salju, hingga tantangan jalan pegunungan es yang berliku. Tantangan tidak hanya pada jalur yang dilalui saja, tetapi juga pada muatan yang harus diangkut oleh beberapa truckers tersebut, mulai dari muatan yang super panjang, super berat, hingga super lebar atau oversize. Oiya, truk yang digunakan dalam acara ini adalah berjenis heavy load truck, atau di Indonesia dikenal dengan truk tronton kontainer atau trailer.
Deskripsi singkat dari acara ini adalah, seorang truckers dituntut harus mengantarkan muatan yang real atau nyata ke suatu daerah yang memiliki kontur geografis yang ekstrem. Dalam perjalanannya, sang truckers harus berusaha mengatasi sendiri segala resiko yang kemungkinan besar akan menghadang. Contoh dari beberapa resiko tersebut diantaranya terjadinya masalah pada mesin truk karena suhu yang dingin,tergelincirnya truk karena licinnya es, muatan yang terguling atau tumpah dalam perjalanan, hingga yang paling ekstrem truk tenggelam saat melintasi danau es yang beku!
Lokasi dalam kisah ini adalah di Amerika Serikat, Kanada, hingga Alaska. Beberapa negara yang notabene bersuhu dingin ekstrem pada saat-saat tertentu. Perjalanannya pun selali dimulai dari daerah yang “lebih hangat” menuju ke utara yang mendekati kutub dimana suhunya sangatlah dingin. Namun ada salah satu episode, yang menurut saya episode terbaik dan menegangkan, dimana lokasi truckies berada di India, dikemas dalam episode The Deadliest Road. Melintasi jalur pegunungan es yang ekstrem, Pegunungan Himalaya.
Salah satu Point of Interest dalam Ice Road Truckers, (rada subjektif nih..haha) adalah adanya trucker wanita yang bernama Lisa Kelly. Wanita Remaja berparas cantik ini di usianya yang masih muda sudah berpengalaman mengendarai kendaraan berat seperti truk kontainer. Dia juga menjadi salah satu trucker dalam episode terbaik IRT yaitu The Deadliest Road, yang berlokasi di India. Sungguh luar biasa wanita yang satu ini. Bagi yang penasaran, berikut sosok yang bernama Lisa Kelly tersebut  


Inilah Perusahaan Malaysia Penyebab Kabut Asap

PEKANBARU, GORIAU.COM - Peristiwa kebakaran yang melanda sejumlah kawasan di daratan Provinsi Riau dikabarkan sebagian berada di areal perkebunan dan hutan tanam industri milik perusahaan modal asing asal Malaysia.

Dugaana itu mencuat seiring penerbitan data hasil pantauan satelit cuaca dan pendeteksi panas bumi (NOAA) pada Selasa (18/6) yang berhasil merekam keberadaan sebanyak 148 titik panas di Riau. Sebagian diantaranya berada di areal perkebunan dan HTI milik perusahaan Malaysia.

Diantaranya yakni PT Langgam Inti Hibrida. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan milik pengusaha Malaysia, dimana pada Selasa (18/6), terdapat beberapa titik kebakaran lahan di arealnya yang berlokasi di Desa Sering, Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan.

Kemudian, demikian Dishut, NOAA juga mendeteksi beberapa titik kebakaran lahan di kawasan perkebunan milik PT Bumi Reksa Nusa Sejati yang juga milik pengusaha Malaysia. Menurut data tersebut, sejumlah titik panas itu berda di dua lokasi areal perkebunan PT BUmi Reksa Nusa Sejati, yakni di sekitar Desa Simpang Kateman, Kecamatan Pelagiran, dan satu lagi di sekitar Desa Bente, Kecamatan Mandah, Kabupaten Indragiri Hilir.

Titik panas menurut data tersebut juga berada di kawasan perkebunan milik perusahaan Malaysia lainnya, seperti PT Tunggal Mitra Plantation, PT Udaya Loh Dinawi, PT Abdi Plantation, PT Jati Jaya Perkasa, PT Multi Gambut Industry, PT Bumi Reksa Nusa Sejati, dan PT Mustika Agro Lestari.

Kemudian kebakaran juga terjadi di kawasan hutan tanam industri milik PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) yang sebagian sahamnya juga dimiliki oleh pihak asing.

Menurut informasi pejabat pemerintah setempat, kebakaran di sekitar area industri milik perusahaan-perusahaan asing tersebut memang sering terjadi saat kemarau. Tak pelak, perusahaan itu kemudian 'meng-ekspor' asap sisa kebakaran lahan itu ke negera asalnya.
Masih kah Malaysia dan Singapura 'berkoar-koar' menyerahkan semua penyelesaian masalah kebakaran hutan atau lahan penyebab kemunculan kabut asap di Riau?(fzr) 

BN--Peristiwa: SINGAPURA kini sedang dirundung kabut asap. Pemerintah Singapura dan rakyat negeri itu menuding telah terjadi pembakaran lahan hutan di daratan Riau, Indonesia. Indonesia memang selalu menjadi kambing hitam jika terjadi kebakaran dan asap.

Celakanya, kebakaran itu akibat dari ulah para pengusaha Malaysia dan Singapura yang menggarap perkebunan di Indonesia. Di negeri orang mereka semena-mena, tidak mentaati undang-undang atau peraturan tentang pengelolaan hutan dan perkebunan.

"Indikasi itu muncul setelah satelit pemantau cuaca dan pendeteksi panas bumi (NOAA) pada Selasa (18/6) merekam keberadaan sebanyak 148 titik panas di Riau," kata Kasi Penanggulangan Kebakaran Hutan Dinas Kehutanan Provinsi Riau Rahidi di Pekanbaru, Kamis (20/6).

Menurut data Satelit National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) yang diterbitkan pihak Dinas Kehutanan Provinsi Riau, sebagian titik panas yang diduga sebagai peristiwa kebakaran lahan tersebut berada di kawasan hutan tanaman industri (HTI) dan perkebunan milik pemodal asing, di antaranya yakni PT Langgam Inti Hibrida.

Perusahaan tersebut merupakan milik pengusaha Malaysia. Pada Selasa di areal yang berlokasi di Desa Sering, Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan, itu terdapat beberapa titik kebakaran.

Satelit NOAA juga mendeteksi beberapa titik kebakaran lahan di perkebunan milik PT Bumi Reksa Nusa Sejati yang juga milik pengusaha Malaysia. Menurut data tersebut, sejumlah titik panas itu berda di dua lokasi areal perkebunan PT Bumi Reksa Nusa Sejati, yakni di sekitar Desa Simpang Kateman, Kecamatan Pelagiran, dan satu lagi di sekitar Desa Bente, Kecamatan Mandah, Kabupaten Indragiri Hilir.

Titik panas menurut data tersebut juga berada di kawasan perkebunan milik perusahaan Malaysia lainnya, seperti PT Tunggal Mitra Plantation, PT Udaya Loh Dinawi, PT Abdi Plantation, PT Jati Jaya Perkasa, PT Multi Gambut Industry, PT Bumi Reksa Nusa Sejati, dan PT Mustika Agro Lestari.

Kemudian kebakaran juga terjadi di kawasan HTI milik PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) yang sebagian sahamnya juga dimiliki oleh pihak asing.

"Kebakaran di sekitar area industri milik perusahaan-perusahaan tersebut memang sering terjadi. Khususnya untuk pantauan NOAA, di area sejumlah perusahaan itu selalu terdeteksi titik panas ketika kemarau," kata Rahidi. (mtv/*)
sumber : http://www.goriau.com/berita/dunia/inilah-perusahaan-malaysia-pembakar-lahan-di-riau-dan-ekspor-asap-ke-negaranya.html
http://www.borneonews.co.id/head/3771-asap-singapura-ulah-perusahaan-malaysia-dan-singapura